Tomohon Pecahkan 3 Rekor Muri dan 1 Rekor Dunia

Spektakuler! Kata ini cukup menggambarkan kesuksesan yang diraih Pemerintah Kota Tomohon ketika menggelar event bertajuk Tomohon Flower Festival (TFF) 2008. Pasalnya, dengan event pertama berskala nasional yang berlangsung selama seminggu tersebut (29 Juni-6 Juli), Pemkot Tomohon berhasil memecahkan tiga rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sekaligus. Ketiga rekor tersebut adalah untaian bunga terpanjang di Indonesia, yakni sepanjang 8 Km, 46 kendaraan hias dengan 100 persen menggunakan bunga segar terbanyak, serta pembuatan karpet bunga terbesar di Indonesia yang nyaris menggunakan 10 juta kuntum bunga. Hal ini terungkap pada penyerahan piagam rekor MURI yang diterima langsung Walikota Tomohon Jefferson Rumajar, SE. di tribun lapangan Rindam belakang eks Kantor Walikota Tomohon, di Kakaskasen III. Piagam tiga rekor Muri tersebut diserahkan langsung perwakilan dari Muri Paulus Pangka, SH. dan disaksikan para Muspida, pejabat dan ratusan PNS (Pegawai Negeri Sipil) serta puluhan siswa SMP yang ikut hadir pada kesempatan tersebut. Menariknya, Pangka dalam sambutannya mengatakan, karpet bunga terbesar di Kota Tomohon tersebut bisa diklaim sebagai rekor dunia saat ini. Sampai dengan saat ini belum ada yang secara resmi mengklaim telah menorehkan rekor dunia melalui pembuatan karpet bunga raksasa ini. Belanda dengan ukuran 50X50 m², Tomohon dengan 50X80 m² dan ada lagi dari Cina yang mengklaim membuat karpet bunga raksasa dengan ukuran 100X100 m². Tapi semuanya belum bisa dipastikan dan baru sebatas klaim. Makanya karpet bunga raksasa di Tomohon juga layak diklaim sebagai karpet bunga terbesar di dunia, ungkapnya. Lebih jauh ia menjelaskan, ketika pihaknya tiba di Kota Tomohon dan melihat karpet bunga terbesar tersebut, mereka berkeyakinan bahwa Tomohon layak masuk rekor nasional dan bahkan dunia. Kami sudah meminta panitia membuat berita acara dan hasilnya, Tomohon layak mendapatkan tiga rekor nasional tersebut. Ini sebuah hasil yang spektakuler. Pak Ketua MURI Jaya Supratna ketika kami melaporkan, beliau mengatakan, Tomohon benarbenar spektakuler dan layak mendapat penghargaan ini, ujarnya. Sementara itu, Walikota Tomohon Jefferson Rumajar menegaskan, keberhasilan mengukir tiga rekor nasional tersebut berangkat dari sebuah perjuangan dan pengorbanan dari semua pihak. Pemerintah, panitiaa pelaksana, anggota DPRD, para stakeholders, pers dan masyarakat Kota Tomohon, semuanya ikut serta berperan aktif sehingga Tomohon boleh mengukir tiga rekor tersebut, tegasnya. Karenanya, Walikota mengatakan penghargaan tiga rekor MURI ini merupakan persembahan terbaik pemerintah kepada seluruh masyarakat Kota Tomohon. Ini sebuah apresiasi dari sebuah kejujuran dan kerja keras. Mudah-mudahan tahun-tahun berikutnya akan semakin lebih baik lagi, paparnya. Namun demikian Walikota mengingatkan bahwa rekor MURI bukanlah merupakan target dari Pemkot Tomohon. Rekor adalah sebuah apresiasi, tapi target kita adalah bagaimana mensejahterakan masyarakat. Dan ini sebuah perjuangan yang harus terus kita lakukan, ajaknya. Di sisi lain, Walikota Rumajar mengatakan, apa yang dihasilkan pemerintah dan masyaraat Kota Tomohon melalui event nasional bertajuk Tomohon Flower Festival, tak lepas dari campur tangan Tuhan. Bahkan dirinya menganggap, hasil spektakuler dengan tiga rekor nasional merupakan sebuah mukjizat dari Tuhan. Ini sebuah mukjizat dari Tuhan. Campur tangan Tuhan sangat luar biasa sehingga Tomohon berhasil menyukseskan sebuah event dan menorehkan prestasi ini, ungkapnya. Lebih jauh Walikota pun memberikan kesaksiannya seputar persiapan hingga pelaksanaan TFF ini. Menurutnya, keberlangsungannya event ini dari awal hingga pelaksanaan tak pernah lepas dari pergumulan, entah karena pengaruh alam atau dari manusia sendiri. Dipaparkannya, awalnya event TFF sebenarnya digelar pada bulan Januari 2008, namun untuk menghindari ancaman hujan seperti dua event sebelumnya, akhirnya diputuskan bulan Juni-Juli 2008. Tapi pada acara pembukaan justru hujan turun. Ini pergumulan alam dan itu terus berlanjut hingga menjelang pembukaan Tournament of Flower (ToF). Dan bahkan pada pembuatan karpet bunga terbesar pun pergumulan alam ini kembali berlanjut. Namun syukur, karena Tuhan telah memberikan yang terbaik kepada Kota Tomohon sehingga tidak terjadi hujan pada acara ToF dan karpet bunga. Itu berarti Tuhan pun menyaksikan pelaksanaan TFF ini, ujar Walikota tersenyum. Walikota menambahkan, event nasional ini berangkat dari sebuah mimpi bagaimana menemukan jati diri Kota Tomohon. Dan kini dirinya kembali menelurkan mimpi untuk bisa melakukan event yang lebih besar dan lebih heboh lagi. Kita sudah menemukan identitas kita yakni bunga. Dengan bunga kita membangun pariwisata dan akhirnya menjadi Kota Industri Florikultura. Dan saat kini dengan bunga kita kita akan menyapa dunia, tukasnya.(imo/hariankomentar)
Powered By Blogger